DAFTAR ISI
HTML >> klik disini
Video rangkaian >> klik disini
Rangkaian >> klik disini
Gas Sensor Library>> klik disini Flame Sensor Library>> klik disini
A. Tujuan[kembali]
1.
Dapat mendeteksi adanya asap dan api yang kemudian menyalakan pompa air.
2.
Dapat mensimulasikan rangkaian aplikasi control pemadam kebakaran menggunakan
sensor MQ2 dan flame sensor.
B. Komponen[kembali]
1.
Transistor NPN
Transistor NPN adalah transistor bipolar
yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan positif pada terminal Basis
untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke
Emitor.
2.
Relay
Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik
untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low
power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
3.
Baterai
Baterai adalah perangkat yang terdiri dari satu atau
lebih sel elektrokimia dengan koneksi eksternal yang digunakan untuk
memberi daya pada perangkat listrik (sumber energi listrik). Komponen ini
digunakan sebagai sumber arus DC.
4. Motor DC
Motor
Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik
menjadi energi kinetik atau gerakan (motion).
5. Buzzer
Buzzer
Listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik
menjadi getaran suara.
6. LED
LED yaitu komponen elektronika yang
terbuat dari bahan semikonduktor dan dapat memancarkan cahaya apabila arus
listrik melewatinya. LED (Ligth-Emitting Diode) memiliki fungsi utama dalam
dunia elektronika sebagai indikator atau sinyal indikator atau lampu indikator.
7.
Logic State
Digunakan sebagai indikator ada atau
tidaknya gas dan api, dengan nilai benar (1) atau salah (0).
8.
Sensor MQ-2
Sensor MQ-2 adalah sensor yang digunakann
untuk mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta asap dan
output membaca sebagai tegangan analog.
9.
Flame Sensor
Flame sensor adalah sensor yang dirancang
untuk mendeteksi dan menanggapi keberadaan api dan memungkinkan mendeteksi api.
C. Dasar Teori[kembali]
1. Flame Sensor[kembali]
Sensor ini sensitiv terhadap api dan
radiasi. Biasanya digunakan pada rangkaian alarm kebakaran atau kejuaraan robot
pendeteksi kebakaran. Dapat mendeteksi cahaya dengan panjang gelombang dalam
jarak tertentu
Spesifikasi:
a.
Mendeteksi cahaya dengan rentang panjang gelombang 760-1100 nm
b.
Jarak deteksi : 20cm (4.8V) hingga 100 cm (1V)
c.
Sudut deteksi : 60°
d.
Tegangan operasi : 3.3-5V
e.
Tegangan keluaran : analog
Respons terhadap nyala api yang
terdeteksi bergantung pada pemasangan, tetapi dapat mencakup membunyikan alarm,
menonaktifkan saluran bahan bakar (seperti propana atau saluran gas alam), dan
mengaktifkan sistem pencegah kebakaran. Ketika digunakan dalam aplikasi seperti
tungku industri, perannya adalah untuk memberikan konfirmasi bahwa tungku bekerja
dengan benar; dalam hal ini mereka tidak melakukan tindakan langsung di luar
memberi tahu operator atau sistem kontrol. Detektor api seringkali dapat
merespon lebih cepat dan lebih akurat daripada detektor asap atau panas karena
mekanisme yang digunakan untuk mendeteksi nyala api.
2. Sensor MQ-2[kembali]
Sensor jenis ini adalah alat yang
digunakan untuk mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta
asap dan output membaca sebagai tegangan analog. Sensor gas asap MQ-2 dapat
langsung diatur sensitifitasnya dengan memutar trimpotnya. Sensor ini biasa
digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas baik di rumah maupun di industri. Gas
yang dapat dideteksi diantaranya : LPG, i-butane, propane, methane , alcohol,
Hydrogen, smoke. Sensor ini sangat cocok di gunakan untuk alat emergensi
sebagai deteksi gas-gas, seperti deteksi kebocoran gas, deteksi asap untuk
pencegahan kebakaran dan lain lain.
Sensor gas ini tersusun oleh senyawa
SnO2, dengan sifat conductivity rendah pada udara yang bersih, atau sifat penghantar
yang tidak baik. Sifat conductivity semakin naik jika konsentrasi gas asap
semakin tinggi di sekitar sensor gas. Spesifikasi sensor pada sensor gas MQ-2
adalah sebagai berikut:
a. Catu daya pemanas : 5V AC/DC
b.
Catu daya rangkaian : 5VDC
c.
Range pengukuran : 200 - 5000ppm untuk LPG, propane 300 - 5000ppm untuk butane
5000 - 20000ppm untuk methane 300 - 5000ppm untuk Hidrogen
d.
Keluaran : analog (perubahan tegangan)
Sensor ini dapat mendeteksi
konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta asap dan keluarannya berupa
tegangan analog. Sensor dapat mengukur konsentrasi gas mudah terbakar dari 300
sampai 10.000 sensor ppm. Dapat beroperasi pada suhu dari -20°C sampai 50°C dan
mengkonsumsi arus kurang dari 150 mA pada 5V .
2.1 Konfigurasi Sensor[kembali]
Sensor MQ-2 terdapat 2 masukan
tegangan yakni VH dan VC. VH digunakan untuk tegangan pada pemanas (Heater)
internal dan Vc merupakan tegangan sumber serta memiliki keluaran yang
menghasilkan tegangan berupa tegangan analog. Berikut konfigurasi dari sensor
MQ-S :
a.
Pin 1 merupakan heater internal yang terhubung dengan ground.
b.
Pin 2 merupakan tegangan sumber (VC) dimana Vc < 24 VDC.
c.
Pin 3 (VH) digunakan untuk tegangan pada pemanas (heater internal) dimana VH =
5VDC.
d.
Pin 4 merupakan output yang akan menghasilkan tegangan analog.
D.
Prinsip Kerja[kembali]
Saat tidak ada titik api ataupun gas
yang terdeteksi maka tidak ada arus yang mengalir dari sensor ke transistor
sehingga relay off dan buzzer, motor,
dan LED tidak bisa hidup. Saat gas terdeteksi oleh sensor MQ2 (berlogika 1)
maka akan ada arus yang mengalir ke basis transistor Q2 sehingga arus dari
baterai B2 bisa mengalir dari kolektor ke emitter Q2 dan kemudian diteruskan ke
ground. Hal ini menyebabkan relay on sehingga arus dari baterai B1 bisa
mengalir ke buzzer, motor, dan LED sehingga dalam keadaan ON.
Saat sensor MQ-2 tidak aktif (berlogika
0) maka arus yang mengalir kecil dan kurang dari 0.7 V sehingga tidak bisa
mengaktifkan base Q2, maka relay dalam keadaan off.
Saat terdeteksi titik api oleh flame
sensor (berlogika 1) maka arus mengalir ke base transistor Q1 sehingga arus
dari baterai B2 mengalir menuju kolektor lalu emitter Q1, lalu masuk ke
kolektor kemudian emittor Q2 dan diteruskan ke ground. Hal ini menyebabkan
relay on dan arus dari baterai B1 dapat menghidupkan buzzer, motor, dan LED
Saat
tidak terdeteksi titik api (berlogika 0) maka arus yang ada sangat kecil
sehingga tidak bisa mengaktifkan transistor Q1, yang menyebabkan arus dari
baterai B1 tidak dapat mengalir dari kolektor menuju emitter Q1 sehingga relay
off dan menyebabkan motor, buzzer, dan LED off.
Saat terdeteksi gas dan titik api
maka akan ada arus yang mengalir ke base transistor Q1 sehingga arus dari
baterai B2 akan dapat mengalir menuju kolektor lalu emitter Q1 dan masuk ke
kolektor kemudian emitter Q2 dan diteruskan ke ground. Arus juga mengalir ke
basis transistor Q2 sehingga arus dari baterai B2 bisa mengalir dari kolektor
ke emitter Q2 dan kemudian diteruskan ke ground. Hal ini menyebabkan relay on dan
arus dari baterai B1 dapat menghidupkan buzzer, motor, dan LED.
E. Gambar Rangkaian[kembali]
a.
Saat gas terdeteksi oleh sensor MQ-2, maka buzzer berbunyi, motor bergerak dan
LED on.
b.
Saat titik api terdeteksi oleh Flame sensor, maka buzzer berbunyi, motor
bergerak dan LED on.
F. Video Simulasi Rangkaian[kembali]
G. Download[kembali]
Materi >> klik disini HTML >> klik disini
Video rangkaian >> klik disini
Rangkaian >> klik disini
Datasheet sensor MQ-2>> klik disini
Datasheet flame sensor >> klik disini
Datasheet relay >> klik disini
Datasheet flame sensor >> klik disini
Datasheet relay >> klik disini
Datasheet transistor >> klik disini
Gas Sensor Library>> klik disini Flame Sensor Library>> klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar